Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Renungan

Renungan Katolik Senin 21 Oktober 2024: Kekayaan dan Kebijaksanaan (Lukas 12: 13-21)

Berikut ini merupakan renungan harian Katolik Senin, 21 Oktober 2024 berdasarkan Injil Lukas 12: 13-21. Sebelum menyimak dan mendalami renungannya, baiklah membaca terlebih dahulu Injil dimaksud sebagai berikut:  13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." 14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" 15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." 16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. 17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. 18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perb...

Percikan Permenungan Hari Raya Pentakosta Minggu 19 Mei 2024

Tiga bacaan di hari Minggu Pentakosta semuanya berbicara tentang Roh Kudus.  Bacaan Pertama diambil dari Kisah Para Rasul 2: 1-11; bacaan kedua dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia 5: 16-25 dan bacaan Injil dari Yohanes 15: 26-27; 16: 12-15. Mari kita menelisik lebih dalam dan menemukan percikan permenungan dari bacaan-bacaan ini. Pertama, Roh Kudus dan Bahasa Dalam bacaan pertama, kita mendengar orang banyak yang saat itu sedang berziarah ke Yerusalem mengerti kata-kata dari mereka yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Pada masa itu, bahasa Yunani menjadi bahasa internasional. Bisa jadi, mereka mengerti karena pemakaian bahasa umum tersebut. Namun yang pasti, mereka mendengar isi kesaksian orang-orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus itu yang berbicara tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Gambar: pixabay.com Kisah singkat ini mengajarkan kita bahwa Roh Kudus selalu menuntun kita untuk memakai bahasa kita dengan bijak. Apapun yang keluar dari mulut kita, hendakn...

Renungan Harian Katolik Kamis 16 Mei 2024: Doa Yesus Merangkul Semua Umat Beriman (Yoh 17: 20-26)

Penginjil Yohanes 17:20-26, menyajikan sebuah doa yang sangat mendalam dan penuh kasih dari Tuhan Yesus untuk para pengikut-Nya. Pada saat-saat menjelang penderitaan dan penyaliban-Nya, Yesus memohon kepada Bapa-Nya bukan hanya untuk para murid-Nya yang saat itu bersama-Nya, tetapi juga untuk semua orang yang akan percaya kepada-Nya melalui pemberitaan mereka. Ini adalah sebuah doa yang merangkul ssemua umat beriman, termasuk kita yang hidup di zaman ini. Mari kita coba melihat secara lebih mendalam berkaitan dengan konteks doa Yesus ini .  Kata Yesus:  Aku tidak hanya berdoa untuk mereka, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku melalui perkataan mereka, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku" (Yohanes 17:20-21). Dari doa ini sesunggunya ada tiga hal pokok yang bisa ditelusuri, yakni kesatuan, kasih, dan kesaks...

Renungan Harian Katolik Sabtu 11 Mei 2024 Berdasarkan Injil Yohanes 16:23b-28

Yesus melalui penginjil Yohanes bab 16 berbicara kepada murid-murid-Nya tentang kepergian-Nya yang akan datang. Di antara banyak pesan yang Dia sampaikan, ada satu yang khusus menarik perhatian kita, yaitu ayat 23b-28. Mari kita renungkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu: Apapun yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, akan diberikan-Nya kepadamu" (Yohanes 16:23b). Pesan ini menyiratkan kekuatan doa dalam kehidupan kita sebagai umat Katolik. Yesus mengajarkan kita untuk berdoa kepada Bapa dalam nama-Nya. Ini bukan hanya sekedar meminta sesuatu, tetapi juga merupakan hubungan yang dalam dengan Allah Bapa melalui Yesus Kristus, Anak-Nya. Gambar: pexels.com Ketika kita berdoa, kita tidak hanya mengungkapkan kebutuhan kita, tetapi juga menyerahkan segala hal kepada kehendak Allah. Ini adalah kepercayaan yang dalam bahwa Allah, yang mengasihi kita dengan sempurna, akan memberikan yang terbaik bagi kita, baik itu sesuai dengan apa yang...

Renungan Harian Katolik Senin 29 April 2024: Hidup dalam Ketaatan, Cinta dan Pengabdian (Yoh14: 21-26)

Injil Yohanes 14:21-26 memberikan kita cahaya tentang cinta, pengabdian, dan hadirat Roh Kudus dalam kehidupan kita sebagai umat Katolik. Dalam Injil ini, Yesus memberikan janji-janji yang penting kepada para murid-Nya, janji-janji yang masih relevan bagi kita hari ini. Yesus berkata, "Barangsiapa memiliki perintah-Ku dan menaatinya, Dialah yang mengasihi Aku. Barangsiapa mengasihi Aku, akan diasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku juga akan mengasihi dia serta menyatakan diri-Ku kepada dia." Ini adalah panggilan bagi kita untuk hidup dalam ketaatan kepada ajaran-ajaran Kristus. Ketaatan yang tulus membawa kita lebih dekat kepada-Nya dan membuka pintu bagi kasih-Nya yang tak terbatas. Dalam janji-Nya, Yesus juga menjanjikan Roh Kudus, yang akan mengajar dan mengingatkan kita akan segala sesuatu yang telah Dia ajarkan. Roh Kudus adalah Penolong kita, membimbing kita dalam kebenaran dan memperdalam pemahaman kita akan Firman Allah. Ini mengingatkan kita akan pentingnya doa dan kehidupan r...

Renungan Hari Minggu Paska V 28 April 2024: Yesus Adalah Pokok Anggur (Yoh 15: 1-8)

Injil Yohanes 15:1-8 mengungkapkan gambaran yang indah tentang hubungan kita dengan Kristus, menggunakan analogi 'pokok anggur' dan 'ranting-rantingnya'. Kristus menyatakan bahwa Dia adalah pokok anggur yang sejati, dan kita adalah ranting-rantingnya. Seperti ranting yang tidak dapat berbuah tanpa tersambung dengan pokok anggur, demikian pula kita tidak dapat berbuah tanpa tetap berada dalam Kristus. Pesan yang disampaikan oleh Yesus dalam analogi pokok anggur dan ranting-rantingnya adalah suatu panggilan untuk hidup dalam kesatuan yang erat dengan-Nya. Analogi ini menyoroti pentingnya hubungan personal dengan Kristus sebagai sumber kehidupan rohani. Ketika Yesus menyatakan bahwa Dia adalah pokok anggur yang sejati, Dia menegaskan bahwa hanya melalui-Nya kita dapat mengalami kehidupan yang berarti dan berbuah bagi Kerajaan Allah. Sebagai umat Katolik, panggilan ini mengingatkan kita akan pentingnya sakramen-sakramen dalam kehidupan kita. Sakramen-sakramen adalah saluran...

Renungan Harian Katolik Sabtu 27 April 2024: Kedalaman Relasi dengan Kristus (Yoh 14: 7-14)

Pada bab ini, Yesus sedang berbicara kepada murid-murid-Nya, mengungkapkan kepada mereka bahwa melalui-Nya, mereka telah mengenal Bapa. Ini adalah ungkapan yang mendalam tentang hubungan yang intim antara Yesus, Bapa-Nya, dan para pengikut-Nya. Ini juga memperlihatkan bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Sebagai orang percaya, kita diajak untuk menemukan kebenaran dan kehidupan sejati melalui hubungan yang dekat dengan Kristus. Ketika Filipus meminta Yesus untuk menunjukkan Bapa, Yesus memberikan jawaban yang menggugah: "Siapa yang melihat Aku, ia telah melihat Bapa." Dalam kata-kata ini, Yesus mengungkapkan bahwa Dia dan Bapa adalah satu; melihat Yesus adalah melihat karakter dan sifat yang sama dengan Bapa. Ini adalah panggilan bagi kita untuk mengenal Kristus secara pribadi, karena dalam-Nya kita dapat mengenal Allah Bapa. Yesus kemudian menegaskan bahwa percaya kepada-Nya membawa kekuasaan untuk melakukan pekerjaan-perkerjaan yang besar, bahkan melebihi pekerja...

Perlukah Memusuhi Saudara Kandung (Kej 32: 1-21)

Pernahkah mengalami rasa kecewa yang berat atau sakit hati dengan saudara kandung? Jika jawabannya  ya, apa yang dilakukan untuk menghadapi perasaan tersebut? Menjauhinya, memusuhinya, membencinya, memfitnahnya? Menceritakan segala keburukannya kepada orang lain, dengan tujuan agar mendapatkan banyak simpati dan mendapatkan ketenangan karena banyak yang mendukung untuk memusuhi saudara kandung itu.  Apakah ini yang sering dilakukan dan apakah tindakan ini benar? Apakah ini sesuai dengan hati nurani? Apakah bisa tidur nyenyak dengan menyadari saudara kandung tersebut tidak lagi menjadi tempat berkeluh kesah, bermanja-manjaan,  seolah-olah lupa kalau dulu ketika kecil dialah teman bermain bersama dan lain sebagainya. Kira kira berapa lama lagi harus hidup di dalam permusuhan dengan saudara kandung itu?  Bacaan Kitab Suci Kej. 32:9-21 mengisahkan percekcokan dua saudara kandung yakni Esau dan Yakub. Hubungan persaudaraan antara Esau dan Yakub adalah hubungan yang sempat...

Hidup Tidak Sekedar Menjadi "Calo" Firman (Ezra 7: 1-28)

Pernahkah kita membeli tiket kapal atau pesawat di calo? Mungkin kita membeli di calo, dikarenakan ada urusan yang sangat penting yang akan kita ikuti sehingga mau tidak mau kita harus membelinya sekalipun dengan harga yang sangat mahal.  Kata “calo” sendiri memiliki arti orang yang menjadi perantara dan memberikan jasanya untuk menguruskan sesuatu berdasarkan upah. Dengan demikian kita bisa memahami bahwa calo bekerja hanya untuk membantu orang lain bisa berangkat ke tujuannya tetapi dia sendiri tetap tinggal, menantikan pelanggan yang mencarinya.  Dalam bacaan saat ini (Ezra 7: 1-28) kita mengetahui Ezra adalah ahli kitab, yang mahir dalam Taurat Musa yang diberikan Tuhan Allah Israel (ayat 6). Ia juga adalah seorang imam dan ahli kitab yang ahli dalam perkataan segala perintah dan ketetapan Tuhan bagi orang israel  (ayat 11).  Ilustrasi Oleh:   Anrita  dari  Pixabay Ia hidup pada zaman pemerintahan raja persia, Arthasasta.  Kehidupan Ezra ...

Usaha Tidak akan Mengkhianati Hasil (Kej 27: 30-40)

Ada orang berkata “Miskin dan Kaya itu nasib.” Memang saat lahir kita tidak bisa memilih lahir dari keluarga kaya atau miskin. Bukanlah suatu kesalahan jika kita juga lahir dari keluarga yang miskin. Namun, entah lahir di keluarga miskin, entah lahir di keluarga yang kaya jika kita hidup bermalas-malasan lalu kemudian kita mati di dalam kemiskinan, tentunya itu adalah kesalahan kita sendiri.  Pertanyaan apa yang perlu kita lakukan seandainya kita ada di posisi atau keadaan hidup yang secara finansial tidaklah mampu? Berdiam diri menanti nasib berubah dengan sendirinya atau berusaha dengan sekuat tenaga demi keluar dari keadaan yang kita alami sekarang ini? Jawaban itu tentu ada pada diri kita sendiri.  Didalam bacaan  saat ini, jika kita melihat kehidupan Esau, seharusnya ia menjadi miskin . Ishak, ayahnya menubuatkan hal-hal yang jauh dari nasib baik dan kaya (Kej 27 : 39). Ia juga telah menjual hak kesulungannya kepada adiknya Yakub. Gambar ilustrasi: pixabay.com Namun ...

Kegagalan Itu Bisa Diperbaiki (I Timotius 1: 12 -17, 18-20)

Nasi Sudah Menjadi Bubur, ungkapan ini mengacu pada peristiwa buruk yang terlanjur terjadi dan dianggap tidak mungkin diperbaiki lagi. Pelaku atau korban yang mengalami hal tersebut hanya bisa menyesalinya. Pertanyaannya apakah memang benar sudah tidak bisa di apa-apakan lagi?  Bagaimana jika bubur itu kita tambahkan dengan kuah kaldu, suwiran daging ayam, irisan telur dadar, taburan bawang goreng dan kerupuk, maka jadilah bubur ayam yang sedap. Begitulah kira-kira kehidupan kita di mata Tuhan. Bagi orang lain, kita mungkin dipandang tidak berguna seperti barang rusak atau rongsokan atau lain sebagainya tetapi bagi Tuhan setiap orang bisa dipakai atau diubah-Nya menjadi senjata Kebenaran-Nya yang cakap. Jika demikian apa yang mesti kita lakukan terhadap Kasih Tuhan atas hidup kita?   Dalam bacaan saat ini, kita bisa melihat bahwa ada ungkapan syukur yang diungkapkan oleh rasul Paulus kepada Tuhan Yesus Kristus karena ia menyadari bahwa dirinya dahulu tanpa pengenalan yang...